Kamis, 11 Desember 2014

OPEN SOURCE - Linux



Open  source  adalah  istilah  untuk  software  yang  kode  programnya  disediakan
oleh  pengembangnya  untuk  umum  agar  dapat  dipelajari  cara  kerjanya,  diubah
atau  dikembangkan  lebih  lanjut  serta  untuk  disebarluaskan.  Apabila   pembuat
program  melarang  orang  lain  untuk  mengubah  dan  atau  menyebarluaskan
program  buatannya,  maka  program  itu  bukan  open  source,  meskipun  tersedia
kode programnya.
Open source merupakan salah satu syarat bahwa suatu software dikatakan ―free
software‖.  Free  software  pasti  open  source  software,  namun  open  source
software  belum  tentu  free  software.  Salah  satu  contoh  free  software  adalah
Linux. Contoh open source software adalah FreeBSD. Linux yang berlisensi free
software  tidak  dapat  diubah  menjadi  berlisensi  tidak  free  software,  sedangkan
FreeBSD yang berlisensi open source software dapat diubah menjadi tidak open
source.  FreeBSD  (open  source)  merupakan  salah  satu  dasar  untuk  membuat
Mac OSX (tidak open source). http://www.opensource.org/licenses memuat jenisjenis lisensi open source.

Mulai tahun 1994-1995, server-server di Institut Teknologi Bandung (ITB) mulai
menggunakan FreeBSD sebagai sistem operasinya. FreeBSD merupakan sistem operasi  open  source  dan  tangguh  untuk  keamanan  jaringan  maupun  server.
Tetapi  kemudian  para  administrator  jaringan  di  Computer  Network  Research
Group (CNRG) ITB lebih menyukai laptop Mac dengan sistem operasi Mac OS X
yang  berbasis  BSD  daripada  sistem  operasi  lain.  Istilah  open  source  (kode
program terbuka) sendiri baru dipopulerkan tahun 1998. Namun, sejarah piranti
lunak open source sendiri bisa ditarik jauh ke belakang semenjak kultur hacker
berkembang  di  laboratorium-laboratorium  komputer  di  universitas-universitas
Amerika  seperti  Stanford  University,  University  of  California  Berkeley  dan
Massachusetts Institute of Technology (MIT) pada tahun 1960 - 1970-an.
Awalnya tumbuh dari suatu komunitas pemrogram yang berjumlah kecil namun
sangat erat dimana mereka biasa bertukar kode program, dan stiap orang dapat
memodifikasi  program  yang  dibuat  orang  lain  sesuai  dengan  kepentingannya.
Hasil modifikasinya juga mereka sebarkan ke komunitas tersebut.
Perkembangan di atas antara lain dipelopori oleh Richard Stallman dan kawankawannya  yang  mengembangkan  banyak  aplikasi  di  komputer  DEC  PDP-10.
Awal  tahun  1980-an  komunitas  hacker  di  MIT  dan  universitas-universitas  lain
tersebut  bubar  karena  DEC  menghentikan  PDP-10.  Akibatnya  banyak  aplikasi
yang  dikembangkan  di  PDP-10  menjadi  banyak  yang  kadaluarsa.  Pengganti
PDP-10, seperti  VAX dan 68020, memiliki sistem operasi sendiri, dan tidak ada
satupun  piranti  lunak  bebas.  Pengguna  harus  menanda-tangani  nondisclosure
agreement  untuk  bisa  mendapatkan  aplikasi  yang  bisa  dijalankan  di  sistemsistem operasi ini.
Karena  itulah  pada  Januari  1984  Richard  Stallman  keluar  dari  MIT,  agar  MIT
tidak dapat mengklaim piranti-piranti lunak yang dikembangkannya. Tahun 1985
beliau  mendirikan  organisasi  nirlaba  Free  Software  Foundation.  Tujuan  utama
organisasi  ini  adalah  untuk  mengembangkan  sistem  operasi.  Dengan  FSF
Stallman  telah  mengembangkan  berbagai  piranti  lunak  :  gcc  (pengompilasi  C),
gdb (debugger, Emacs (editor teks) dan perkakas-perkakas lainnya, yang dikenal
dengan peranti lunak GNU. Akan tetapi Stallman dan FSFnya hingga sekarang
belum berhasil mengembangkan suatu kernel sistem operasi yang menjadi target
utamanya.  Ada  beberapa  penyebab  kegagalannya,  salah  satunya  yang mendasar adalah sistem operasi tersebut dikembangkan oleh sekelompok kecil
pengembang,  dan  tidak  melibatkan  komunitas  yang  lebih  luas  dalam
pengembangannya.
Pada tahun 1991, seorang mahasiswa S2 Universitas Helsinki, Finlandia mulai
mengembangkan  suatu  sistem  operasi  yang  disebutnya  Linux.  Dalam
pengembangannya  Linus  Torvalds  melempar  kode  program  dari  Linux  ke
komunitas  terbuka  untuk  dikembangkan  bersama.  Komunitas  Linux  terus
berkembang  dimana  kemudian  akhirnya  melahirkan  distribusi-distribusi  Linux
yang berbeda tetapi mempunyai pondasi yang sama yaitu kernel Linux dan librari
GNU  glibc  seperti  RedHat,  SuSE,  Mandrake,  Slackware,  Debian  dan  lainnya.
Beberapa  dari  distribusi  di  atas  ada  yang  bertahan  dan  besar,  bahkan sampai
menghasilkan distro turunan, contohnya adalah Distro Debian GNU/Linux. Distro
ini  telah  menghasilkan  puluhan  distro  anak,  antara  lain  Ubuntu,  Knoppix,
Xandros, dan lainnya.
Free  Software  Foundation  (FSF)  selain  perangkat  lunak  adalah  lisensi  GPL
(GNU public License), dimana lisensi ini memberi kebebasan bagi penggunanya
untuk menggunakan dan melihat kode program, memodifikasi  dan mendistribusi
ulang peranti lunak tersebut dan juga jaminan kebebasan untuk menjadikan hasil
modifikasi  tersebut  tetap  bebas  didistribusikan.  Linus  Torvalds  juga
menggunakan lisensi ini dalam pengembangan dasar Linux. 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar